Minggu, 08 Desember 2019

Problem and Solution Essay : Declining Water Quality


Declining Water Quality

   Degradation of water quality can have several impact. The ones which will be the most affected by the decline are benthos organisms. That happened because benthos are most sensitive organisms from changed of aquatic ecosystem or the water quality they live in. But, there are many possible solution to minimize, such as biomonitoring.

   A decrease water quality usually occurs due to pollutants disposal both from industry or domestic, whitout any prior management discharged into the water body. The longer of pollutants will accumulate in waters, so benthos have natural selection cause this vulnerable organisms. The lack of regular biomonitorring also cause decline in water quality.

   Water quality degradation can be investigated early with biomonitoring of benthos. Cause sensitive, it can be used as bioindicator of biomonitoring to determine the water quality statua. Furthermore, there is water recovery ordered to restore the water quality.

Kamis, 28 November 2019

Compare and Contrast Essay : Throw Garbage Carelessly


Throw Garbage Carelessly

       Many people throw their garbage in the river. This activity began with many people's houses was located around the watershed (DAS). Disposing of garbage in the river is considered as an activity to remove garbage quickly because the garbage will be carried by the river flow. Because of the garbage that dumped carelessly into the river, it could affect the river water overflow when it rains.

       Garbage entering the water can reduce water quality. It can be because garbage contains many things that have a bad impact. Example the majority of garbage which enters the river is not easily decomposed, eventually decays and reduces water quality. Garbage that is bothersome can cause disease.

       Overflowing water due to garbage disposal can cause flooding. It can be cause the gutters and rivers can't drain the water normally. It was clogged with garbage and loverflows. Flooding can disrupt human daily activities. Flooding can cause diseases such as itching and diarrhea.

       Disposing of trash in that place is not difficult. The absence of trash can makes people to choose throw garbage into the river. Garbage thrown in the trash can reduce disease and prevent flooding.

Rabu, 20 November 2019

Cause and Effect Essay : How Benthos can be Important Things in Water Quality

How Benthos can be Important Things in Water Quality

       The existence of benthos is a important things in water quality. It causes benthos can be a biological parameter in water quality by biomonitoring with bioindicator. Biomonitoring with benthos as bioindicator known easy and efficient to find out how the water quality at that time.

       Benthos indicates that the waters are good. Benthos can present that if the distribution of benthos evenly. The sampling location can be representative of water quality. So, sampling location is important to determined first.

       Benthos can indicate the presence of pollutants in waters. The present of pollutants obtaines from material absorbed into the benthos body. Usually analyzed in the laboratory and has several coherent stages of analyze. Analyze usually has a high level of complexity. 

       Biological monitoring using benthos can indicated the water quality is good or bad. It can be valid if the determination of sampling location and laboratory analysis correctly, so the results can be representative to the quality of a waters.

Division and Classification Essay : Type of Benthos

Type of Benthos

       Benthos is a organisms that live at the bottom of a body of standing or running water. There are three type of Benthos. Benthos occupy is called the benthic organisms, which in the lowest layer of a lake, sea, stream, or river. In aquatic water, Benthos into three type : macrobenthos, mesobenthos and microbenthos

       Macrobenthos is benthic organisms greater than about 1 mm in size. It make macrobenthos is the largest of benthos herd. Macrobenthos comprises the larger, visible to the naked eye. Some examples are polychaete worms, bivalves, echinoderms, sea anemones, corals, sponges, sea squirts, turbellarians and larger crustaceans such as crabs, lobsters and cumaceans.

       Meiobenthos is benthic organisms less than about 1 mm but greater than about 0.1 mm in size. It is a second of benthos size after macrobenthos. Meiobenthos comprises tiny benthic organisms. Some examples of meiobenthos are nematodes, foraminiferans, tardigrades, gastrotriches and smaller crustaceans such as copepods and ostracodes.

       Microbenthos is benthic organisms that are less than about 0.1 mm in size. It is the smallest size of benthos. Microbenthos comprises microscopic benthic organisms. Some examples are bacteria, diatoms, ciliates, amoeba, flagellates.

       Benthos has many kind based on the size and type. All of them have own uniqueness and characteristics.

Minggu, 10 November 2019

Procces Essay : Biomonitorring with Benthos

Biomonitorring with Benthos

       Benthos can indicates good and bad water conditions, it’s called biomonitorring. Benthos can be determined of biomonitorring by the stages of sampling and measurement based on biological as main parameters and physical-chemical in secondary parameters of a water body.All parameters interconnected each other.

       First of all, one time water sampling for all measurement parameters. In addition, we must find out the sampling location what can be representative of water quality. The first parameters measured is physical parameters. The water is taken with water sampler, then packaged for physical-chemical analysis. Physical measurement are carried out at the sampling location. Physical parameters measured are temperature, pH, and turbidity.

       After physical parameter measured, biological parameter can measured in sampling location. Biological parameter commonly measured benthos. Benthos is a benthic organisms and can be found in aquatic sediments. Benthos is taken with kick net or ponar dredge, then packaged for type identification. The identification using a book of benthos traits.

       The last of biomonitoring is a chemical parameters. Packaged water that has been taken, in the chemical parameters analysis. Chemical parameters are usually in the laboratory. Chemical parameters measured are Biological Oxygen Demand (BOD) and Chemical Oxygen Demand (COD). In the laboratory, chemical analysis usually has a high level of complexity.

       Biomonitorring with benthos needed some parameters measured. The measurement results in biomonitorring are compared with the regulations to determine the condition water. All parameters measured are continuous each other.

Senin, 29 Februari 2016

Keutamaan Ilmu : Berenang di Samudra Ilmu




تَعَلَّمْ فَإِنِّ الْعِلْمَ زَيْنٌ لِأَهْلِهِ  وَفَضْلٌ وَعِنْوَانٌ لِكُلِّ الْمَحَامِدِ

Belajarlah!
Maka sesungguhnya ilmu menjadi perhiasan bagi ahlinya,
juga menjadi keutamaan dan tanda-tanda setiap hal-hal yang terpuji.
-Ta'lim al-Muta'alim-

Jadilah orang yang selalu mengambil faidah setiap hari untuk menambah ilmu, dan berenanglah di samudra faidah
-Ta'lim al-Muta'alim-

                Ketika bayi baru lahir belum pernah minum air susu ibunya, maka pada saat merasa haus dan lapar ia belajar menemukan sesuatu yang bisa ia recapi untuk diminumnya. Dan ia pun menemukan air susu ibu. Setelah mahir meminum ASI, maka ia pun belajar makan makanan dari benda padat yang telah dilunakkan. Pada saat memasuki usia selanjutnya, ia pun belajar merangkak, kemudian berdiri, berjalan, meski setiap pembelajaran itu selalu berawal dengan tertatih-tatih. Begitu seterusnya sampai ia mencapai usia tamyiz, yaitu sebuah jenjang usia dimulainya penalaran. Pada usia ini, ia mulai mempelajari tentang kehidupan dari orang-orang sekitarnya. Ia berupaya mencerna dan memahami segala yang dilihatnya.
                Pada saat remaja, ia memasuki masa pencarian jati diri. Pada masa ini banyak hal-hal baru yang ia temukan, dan sama sekali belum pernah ia alami ketika masih anak-anak. Usia remaja merupakan masa yang penuh dengan tantangan yang harus dipelajari.
                Demikian halnya juga terjadi pada masa selanjutnya, yaitu dewasa, dan seterusnya. Pada hakikatnya kita memang tak pernah berhenti untuk belajar. Kita tidak pernah benar-benar menyelesaikan pelajaran karena selama kita hidup selalu ada pelajaran yang mesti kita fahami. Terlepas dari berapakah usia kita, dimanakah tempat kita, atau sejauh mana tingkat kesuksesan kita. Kita tidak pernah terbebas dari pelajaran yang mesti kita pelajari, agar kita terus berkembang menjadi lebih baik.
                Perjalanan kita di muka bumi terus berkembang. Ketika kearifan semakin tumbuh, serta kemampuan kita untuk menghadapi tantangan semakin luas, pelajaran baru akan hadir di hadapan kita. Ketika kedalaman kearifan semakin meningkat, maka keilmuan kita semakin luas. Secara perlahan, pada akhirnya kita bisa menghadapi dan memecahkan tantangan-tantangan yang lebih rumit dengan lebih mudah.
                Hal terbaik yang kita lakukan adalah berusaha memahami dan menguasai proses yang terjadi dalam kehidupan kita. Semakin kita pandai memahami proses itu, semakin banyak pula yang kita dapatkan ilmu darinya. Hidup ini penuh hikmah, hanya saja  tidak semua orang dapat memahami hikmah itu kecuali orang-orang yang mau berfikir dan mendapatkan hidayah-Nya.
                Ibarat pemandangan alam, ilmu adalah samudera yang luas dan dalam. Ia siap diselami oleh siapa saja yang menginginkannya. Bagi orang pandai berenang menyelami samudra itu, maka ia bisa menikmati keindahan pemandangannya. Bagi yang tidak pandai, mau apa lagi, tenggelamlah ia. Tak ada lagi pilihan lain selainnya. Kecuali kalau punya kemauan untuk belajar berenang.
                Maka pilihannya ada tiga : menikmati keindahannya, atau berupaya mempelajari keindahan itu, atau menyerah kalah dengan menenggelamkan diri begitu saja. Mau mengambil hikmah atau membiarkan semua terjadi tanpa makna.
                Pilihan di tangan kita!

Sumber : Buku Terpesona Ilmu di Pesantren

Selasa, 16 Februari 2016

Kehidupan Pesantren Diangkat dalam Film Cahaya Cinta Pesantren

  

            Pesantren sebagai tempat menimba ilmu agama Islam terkadang dianggap sebagai tempat yang penuh batasan dan kakau bagi sebagian generasi muda. Namun sebuah film akan mengangkat sisi romantisme dari kehidupan remaja di pesantren dengan Cahaya Cinta Pesantren oleh produser ustaz Yusuf Mansyur.
         "Sebenarnya ada hal yang berbeda ketika saya memutuskan untuk bergabung dalam film Cahaya Cinta Pesantren ini. Karena dalam film ini saya diharuskan berjilbab dan menjadi orang Batak," kata Yuki Kato yang ikut berperan dalam film tersebut, saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Senin (25/1).
       "Hal yang paling membuat saya kesulitan adalah bagaimana menyelaraskan kehidupan pribadi saya ini sehari-hari dan masuk ke dalam lingkungan pesantren yang serba terprogram. Tapi ketika akhirnya aku belajar pakai jilbab aku pun merasa nyaman saat melakukan adegan itu," ungkap Yuki.
       Wanita yang lahir di Malang, 2 April 1995 itu mengakui banyak yang bisa dipelajarinya tentang bagaimana bisa bertahan dengan segala aturan yang berlaku di pesantren. Salah satunya adalah nilai kerukunan dan toleransi yang harus terus dipupuk selama hidup di pesantren.
       "Selama menjalani proses syutingnya di salah satu pesantren yang ada di Medan aku belajar banyak tentang Islam, tentang nilai persaudaraan dan tentang bagaimana bisa menjalin kerukunan antara sesama siswa di pesantren," ungkap Yuki.

       "Dan hal yang pasti, ternyata cinta tak hanya bisa didapat di luar kehidupan pesantren namun di pesantren pun ada yang namanya cinta. Selain itu, aku juga jadi bisa cara membaca Alquran yang baik dan benar," katanya.
       Kesulitan yang dialaminya dalam proses syuting adalah bagaimana dirinya harus beradaptasi dengan budaya Batak. Bahkan untuk bisa melafalkan dialek orang batak, Yuki Kato mengaku harus belajar sama orang yang tingal di sana.
       "Yang jadi kesulitan selain harus mempelajari Islam adalah bagaimana aku harus masuk dalam karakterku sebagai orang Batak yang berdialek pake bahasa Batak," kata gadis keturunan Jepang-Indonesia itu.
        "Dan ternyata setelah aku belajar meski sama-sama orang Batak dialeknya pun ternyata ada yang berbeda-beda, dan itu jadi PR (pekerjaan rumah) buat aku bagaimana bisa melafalkan dialek orang Batak. Karena selama ini aku hanya mendalami bahasa Jawa dan Bali saja."
        Dalam film Cahaya Cinta Pesantren itu, Yuki Kato berperan sebagai Shila, seorang anak nelayan yang memiliki keterbatasan biaya untuk bersekolah. Usai dirinya dinyatakan tak lulus di SMA Negeri, Yuki harus menjalani kehidupannya di sebuah pesantren di mana dirinya akhirnya bertemu dengan Manda yang diperankan Febby, salah satu perseonel group vokal Blink.
       Dalam kelanjutan ceritanya, Shila yang tak betah dengan ketatnya pertaturan pesantren lalu mengambil keputusan untuk kabur bersama Manda. Namun takdir kembali membawanya kembali ke pesantren. Sebagai gadis belia dan mulai puber, Shila pun lantas berurusan dengan yang namanya cinta, saat dia jatuh hati dengan kakak kelasnya, Rifqy, yang diperankan Fachri Muhammad. Dari situlah konflik Shila bermula karena sahabatnya ternyata juga menyukai orang yang sama.
       Selain Yuki, ada sejumlah artis lain seperti Tabah Penemuan, Zee Zee Shabab ,dan artis senior Elma Theana dalam film karya Fulframe Picture Indonesia itu.
Sumber : BeritaSatu.com

Sobat Kun

Populer Kun