
تَعَلَّمْ فَإِنِّ الْعِلْمَ زَيْنٌ لِأَهْلِهِ وَفَضْلٌ وَعِنْوَانٌ لِكُلِّ الْمَحَامِدِ
Belajarlah!
Maka sesungguhnya ilmu menjadi
perhiasan bagi ahlinya,
juga menjadi keutamaan dan tanda-tanda
setiap hal-hal yang terpuji.
-Ta'lim al-Muta'alim-
Jadilah orang yang selalu mengambil
faidah setiap hari untuk menambah ilmu, dan berenanglah
di samudra faidah
-Ta'lim al-Muta'alim-
Ketika
bayi baru lahir belum pernah minum air susu ibunya, maka pada saat merasa haus
dan lapar ia belajar menemukan sesuatu yang bisa ia recapi untuk diminumnya.
Dan ia pun menemukan air susu ibu. Setelah mahir meminum ASI, maka ia pun
belajar makan makanan dari benda padat yang telah dilunakkan. Pada saat
memasuki usia selanjutnya, ia pun belajar merangkak, kemudian berdiri,
berjalan, meski setiap pembelajaran itu selalu berawal dengan tertatih-tatih.
Begitu seterusnya sampai ia mencapai usia tamyiz, yaitu sebuah jenjang usia
dimulainya penalaran. Pada usia ini, ia mulai mempelajari tentang kehidupan
dari orang-orang sekitarnya. Ia berupaya mencerna dan memahami segala yang
dilihatnya.
Pada
saat remaja, ia memasuki masa pencarian jati diri. Pada masa ini banyak hal-hal
baru yang ia temukan, dan sama sekali belum pernah ia alami ketika masih
anak-anak. Usia remaja merupakan masa yang penuh dengan tantangan yang harus
dipelajari.
Demikian
halnya juga terjadi pada masa selanjutnya, yaitu dewasa, dan seterusnya. Pada
hakikatnya kita memang tak pernah berhenti untuk belajar. Kita tidak pernah
benar-benar menyelesaikan pelajaran karena selama kita hidup selalu ada
pelajaran yang mesti kita fahami. Terlepas dari berapakah usia kita, dimanakah
tempat kita, atau sejauh mana tingkat kesuksesan kita. Kita tidak pernah
terbebas dari pelajaran yang mesti kita pelajari, agar kita terus berkembang
menjadi lebih baik.
Perjalanan
kita di muka bumi terus berkembang. Ketika kearifan semakin tumbuh, serta
kemampuan kita untuk menghadapi tantangan semakin luas, pelajaran baru akan
hadir di hadapan kita. Ketika kedalaman kearifan semakin meningkat, maka
keilmuan kita semakin luas. Secara perlahan, pada akhirnya kita bisa menghadapi
dan memecahkan tantangan-tantangan yang lebih rumit dengan lebih mudah.
Hal
terbaik yang kita lakukan adalah berusaha memahami dan menguasai proses yang
terjadi dalam kehidupan kita. Semakin kita pandai memahami proses itu, semakin
banyak pula yang kita dapatkan ilmu darinya. Hidup ini penuh hikmah, hanya
saja tidak semua orang dapat memahami
hikmah itu kecuali orang-orang yang mau berfikir dan mendapatkan hidayah-Nya.
Ibarat
pemandangan alam, ilmu adalah samudera yang luas dan dalam. Ia siap diselami
oleh siapa saja yang menginginkannya. Bagi orang pandai berenang menyelami
samudra itu, maka ia bisa menikmati keindahan pemandangannya. Bagi yang tidak
pandai, mau apa lagi, tenggelamlah ia. Tak ada lagi pilihan lain selainnya.
Kecuali kalau punya kemauan untuk belajar berenang.
Maka
pilihannya ada tiga : menikmati keindahannya, atau berupaya mempelajari
keindahan itu, atau menyerah kalah dengan menenggelamkan diri begitu saja. Mau
mengambil hikmah atau membiarkan semua terjadi tanpa makna.
Pilihan
di tangan kita!
Sumber : Buku Terpesona Ilmu di Pesantren
0 komentar:
Posting Komentar